Nama
: Anisa Fitria
Kelas : PPG R-002 G1S1 2024
MK PPG : Filosofi Pendidikan Indonesia
Tugas : 01.01.2-T1-7. Koneksi Antar Materi - Relevansi Perjalanan Pendidikan Nasional
Hasil meninjau ulang keseluruhan materi saya sebagai berikut:
Mulai dari
diri
Sebagai seorang guru saya menyadari akan pentingnya menjalani proses pembelajaran yang berkelanjutan serta meningkatkan kompetensi dan kapasitas dirinya. Dengan begitu, ia menjadi seorang pendidik yang sangat berperan dalam membimbing peserta didiknya menuju kemandirian dan kebebasan yang sesungguhnya. Tujuan utamanya adalah agar setiap individu yang dipandunya dapat tumbuh dan meraih kebahagiaan setinggi-tingginya dan pencapaian pengetahuan yang maksimal dan bermanfaat, baik dalam ranah personal maupun dalam kontribusinya sebagai anggota masyarakat yang produktif.
Eksplorasi konsep (Perjalanan Pendidikan Nasional)
Sebelum kemerdekaan, pendidikan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh sistem kolonial Belanda. Pendidikan pada masa itu cenderung eksklusif dan hanya tersedia bagi kalangan tertentu, terutama untuk kaum priyayi. Ki Hadjar Dewantara melawan paradigma ini dengan mendirikan Taman Siswa pada tahun 1922, yang memberikan pendidikan kepada semua golongan, termasuk yang kurang mampu dan non-priyayi. Argumen kritis di sini adalah bahwa gerakan transformasi Ki Hadjar Dewantara bertujuan untuk meruntuhkan batasan-batasan kelas dan memberikan kesempatan pendidikan yang sama bagi semua orang, bukan hanya segelintir privilese. Selanjutnya, untuk memahami dampak sebenarnya dari gerakan ini, kita perlu melihat pada masa setelah kemerdekaan. Meskipun Indonesia telah meraih kemerdekaannya pada tahun 1945, tantangan dalam bidang pendidikan masih besar. Di era pasca-kolonial, Ki Hadjar Dewantara melanjutkan perjuangannya dengan memperjuangkan pendidikan nasional yang lebih merata dan berkualitas.
Namun, argumen kritisnya adalah bahwa meskipun ada perubahan dalam struktur pendidikan, tantangan seperti ketidakmerataan akses, kualitas guru, dan kurikulum yang masih belum merata di seluruh wilayah Indonesia masih menjadi masalah yang belum terselesaikan. Referensi dan data yang mendukung argumen ini dapat ditemukan dalam berbagai penelitian tentang pendidikan di Indonesia pasca-kemerdekaan. Misalnya, survei oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunjukkan bahwa masih ada kesenjangan besar antara pendidikan di perkotaan dan pedesaan, serta antara pulau-pulau di Indonesia. Fakta-fakta ini menunjukkan bahwa meskipun transformasi pendidikan telah dimulai oleh Ki Hadjar Dewantara, pekerjaan masih belum selesai. Selain itu, analisis komparatif terhadap sistem pendidikan di negara lain juga dapat mendukung argumen kritis ini. Melihat negara-negara yang berhasil melakukan transformasi pendidikan yang signifikan pasca-kemerdekaan, seperti Korea Selatan atau Finlandia, dapat memberikan wawasan tentang langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia.Dengan demikian, argumen kritis tentang gerakan transformasi Ki Hadjar Dewantara dalam perkembangan pendidikan sebelum dan sesudah kemerdekaan Indonesia menggambarkan pentingnya melihat lebih dari sekadar prestasi individualnya. Evaluasi yang cermat melibatkan analisis mendalam terhadap dampak nyata gerakannya, data yang relevan, serta perbandingan dengan konteks pendidikan global untuk mengidentifikasi area-area di mana perbaikan lebih lanjut diperlukan.
Kesimpulan
Sistem pendidikan di Indonesia mengalami perkembangan dari
masa ke masa. Pendidikan pada zaman kolonial Belanda bertujuan untuk
menciptakan tenoga bantu, baik dalam pemerintahan atau usaha dagang. Sedangkan,
tujuan pendidikan pada saat ini adalah menuntun segala kodrat yang ada pada
anak. Dengan begitu, anak dapat tumbuh sebagai manusia dan anggota masyarakat
yang mompu me ;apai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Hal baru yang saya dapatkan adalah memiliki pemahaman yang
lebih mendalam dan menyeluruh mengenai bagaimana perjalanan transformasi
pendidikan di Indonesia sebelum dan setelah kemerdekaan. Selain itu juga,
memiliki pemahaman bagaimana perspektif dan pemikiran pendidikan menurut konsep
Ki Hadjar Dewantara yang selaras dengan merdeka belajar.
Sebagai seorang guru SD, langkah-langkah konkret yang
akan saya ambil adalah memperkaya metode pengajaran saya dengan pendekatan yang
mempertimbangkan karakteristik individu setiap siswa. Selain itu, saya akan
terus mengasah kreativitas dan inovasi dalam menyusun materi pembelajaran yang
relevan dengan perkembangan zaman. Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan
pendidikan yang optimal kepada setiap siswa, sehingga mereka dapat
mengembangkan potensi mereka secara maksimal.
Tiga
hal baru yang saya pelajari dari materi Perjalanan Pendidikan Nasional adalah:
a.
Mengetahui bahwa pendidikan nasional telah berdiri sejak zaman kolonial dan
terus berkembang hingga zaman milenial saat ini.
b.
Memahami peran serta Ki Hajar Dewantara dalam memperjuangkan pendidikan dengan
mendirikan Taman Siswa di Yogyakarta.
c.
Mengetahui definisi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara serta perkembangan
kurikulum di Indonesia mulai dari tahun 1947 hingga menjadi Kurikulum Merdeka
saat ini.
Dua
hal baru yang Anda ingin ketahui lebih mendalam dari materi Perjalanan Pendidikan Nasional adalah:
a. Mengetahui
lebih lanjut tentang transformasi Pendidikan di Indonesia dari masa ke masa,
termasuk perubahan signifikan dalam kebijakan, metode pengajaran, dan tujuan
pendidikan.
b. Mendalami, memaknai, dan merenungkan filosofi pendidikan Ki
Hajar Dewantara serta bagaimana filosofi tersebut dapat diimplementasikan dalam
konteks pendidikan saat ini.
Setelah
mempelajari materi Perjalanan Pendidikan Nasional, langkah konkret yang saya
akan lakukan adalah mempelajari lebih dalam pemikiran-pemikiran Ki Hajar
Dewantara tentang pendidikan dan menghubungkannya dengan konteks pendidikan
pada zaman sekarang. Saya akan membaca karya-karya beliau dan memahami filosofi
di balik pendekatan pendidikannya.
Selanjutnya,
sebagai seorang pendidik, tujuan utama saya adalah mendidik siswa dengan
memperhatikan kondisi dan karakteristik mereka serta membangun karakter siswa
secara holistik. Saya akan menerapkan prinsip "'Ing ngarso sung tuladha,
ing madya mangun karso, tut wuri handayani" dalam pendekatan pengajaran
saya. Artinya, saya akan memberikan contoh yang baik, membangun semangat dan
motivasi siswa, serta memberikan bimbingan yang memadai untuk membantu mereka
mencapai potensi terbaik mereka.
Untuk
mewujudkan hal ini, saya akan mengadakan diskusi atau seminar kecil dengan
rekan kerja atau sesama pendidik untuk berbagi pemahaman tentang pemikiran Ki
Hajar Dewantara dan bagaimana menerapkannya dalam konteks pendidikan saat ini.
Selain itu, saya juga akan mencari sumber daya tambahan seperti buku, artikel,
atau seminar yang dapat memperdalam pemahaman saya tentang konsep-konsep
tersebut. Dengan langkah-langkah ini, saya yakin saya akan menjadi pendidik
yang lebih efektif dan dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar