Kamis, 15 Februari 2024

01.01.2-T1-7. Koneksi Antar Materi - Relevansi Perjalanan Pendidikan Nasional

Nama              : Anisa Fitria

Kelas               : PPG R-002 G1S1 2024
MK PPG         : Filosofi Pendidikan Indonesia
Tugas            : 01.01.2-T1-7. Koneksi Antar Materi - Relevansi Perjalanan Pendidikan Nasional

Hasil meninjau ulang keseluruhan materi saya sebagai berikut:

Mulai dari diri

Sebagai seorang guru saya menyadari akan pentingnya menjalani proses pembelajaran yang berkelanjutan serta meningkatkan kompetensi dan kapasitas dirinya. Dengan begitu, ia menjadi seorang pendidik yang sangat berperan dalam membimbing peserta didiknya menuju kemandirian dan kebebasan yang sesungguhnya. Tujuan utamanya adalah agar setiap individu yang dipandunya dapat tumbuh dan meraih kebahagiaan setinggi-tingginya dan pencapaian pengetahuan yang maksimal dan bermanfaat, baik dalam ranah personal maupun dalam kontribusinya sebagai anggota masyarakat yang produktif.

Eksplorasi konsep (Perjalanan Pendidikan Nasional)

Sebelum kemerdekaan, pendidikan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh sistem kolonial Belanda. Pendidikan pada masa itu cenderung eksklusif dan hanya tersedia bagi kalangan tertentu, terutama untuk kaum priyayi. Ki Hadjar Dewantara melawan paradigma ini dengan mendirikan Taman Siswa pada tahun 1922, yang memberikan pendidikan kepada semua golongan, termasuk yang kurang mampu dan non-priyayi. Argumen kritis di sini adalah bahwa gerakan transformasi Ki Hadjar Dewantara bertujuan untuk meruntuhkan batasan-batasan kelas dan memberikan kesempatan pendidikan yang sama bagi semua orang, bukan hanya segelintir privilese. Selanjutnya, untuk memahami dampak sebenarnya dari gerakan ini, kita perlu melihat pada masa setelah kemerdekaan. Meskipun Indonesia telah meraih kemerdekaannya pada tahun 1945, tantangan dalam bidang pendidikan masih besar. Di era pasca-kolonial, Ki Hadjar Dewantara melanjutkan perjuangannya dengan memperjuangkan pendidikan nasional yang lebih merata dan berkualitas. 
Namun, argumen kritisnya adalah bahwa meskipun ada perubahan dalam struktur pendidikan, tantangan seperti ketidakmerataan akses, kualitas guru, dan kurikulum yang masih belum merata di seluruh wilayah Indonesia masih menjadi masalah yang belum terselesaikan. Referensi dan data yang mendukung argumen ini dapat ditemukan dalam berbagai penelitian tentang pendidikan di Indonesia pasca-kemerdekaan. Misalnya, survei oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunjukkan bahwa masih ada kesenjangan besar antara pendidikan di perkotaan dan pedesaan, serta antara pulau-pulau di Indonesia. Fakta-fakta ini menunjukkan bahwa meskipun transformasi pendidikan telah dimulai oleh Ki Hadjar Dewantara, pekerjaan masih belum selesai. Selain itu, analisis komparatif terhadap sistem pendidikan di negara lain juga dapat mendukung argumen kritis ini. Melihat negara-negara yang berhasil melakukan transformasi pendidikan yang signifikan pasca-kemerdekaan, seperti Korea Selatan atau Finlandia, dapat memberikan wawasan tentang langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia.Dengan demikian, argumen kritis tentang gerakan transformasi Ki Hadjar Dewantara dalam perkembangan pendidikan sebelum dan sesudah kemerdekaan Indonesia menggambarkan pentingnya melihat lebih dari sekadar prestasi individualnya. Evaluasi yang cermat melibatkan analisis mendalam terhadap dampak nyata gerakannya, data yang relevan, serta perbandingan dengan konteks pendidikan global untuk mengidentifikasi area-area di mana perbaikan lebih lanjut diperlukan.
 

Demonstrasi Kontekstual



 
Kesimpulan

Sistem pendidikan di Indonesia mengalami perkembangan dari masa ke masa. Pendidikan pada zaman kolonial Belanda bertujuan untuk menciptakan tenoga bantu, baik dalam pemerintahan atau usaha dagang. Sedangkan, tujuan pendidikan pada saat ini adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak. Dengan begitu, anak dapat tumbuh sebagai manusia dan anggota masyarakat yang mompu me ;apai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
 
Hal baru yang saya dapatkan adalah memiliki pemahaman yang lebih mendalam dan menyeluruh mengenai bagaimana perjalanan transformasi pendidikan di Indonesia sebelum dan setelah kemerdekaan. Selain itu juga, memiliki pemahaman bagaimana perspektif dan pemikiran pendidikan menurut konsep Ki Hadjar Dewantara yang selaras dengan merdeka belajar.
 
Sebagai seorang guru SD, langkah-langkah konkret yang akan saya ambil adalah memperkaya metode pengajaran saya dengan pendekatan yang mempertimbangkan karakteristik individu setiap siswa. Selain itu, saya akan terus mengasah kreativitas dan inovasi dalam menyusun materi pembelajaran yang relevan dengan perkembangan zaman. Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan pendidikan yang optimal kepada setiap siswa, sehingga mereka dapat mengembangkan potensi mereka secara maksimal.

Tiga hal baru yang saya pelajari dari materi Perjalanan Pendidikan Nasional adalah:

a. Mengetahui bahwa pendidikan nasional telah berdiri sejak zaman kolonial dan terus berkembang hingga zaman milenial saat ini.

b. Memahami peran serta Ki Hajar Dewantara dalam memperjuangkan pendidikan dengan mendirikan Taman Siswa di Yogyakarta.

c. Mengetahui definisi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara serta perkembangan kurikulum di Indonesia mulai dari tahun 1947 hingga menjadi Kurikulum Merdeka saat ini.

 

Dua hal baru yang Anda ingin ketahui lebih mendalam dari materi Perjalanan Pendidikan Nasional adalah:

a. Mengetahui lebih lanjut tentang transformasi Pendidikan di Indonesia dari masa ke masa, termasuk perubahan signifikan dalam kebijakan, metode pengajaran, dan tujuan pendidikan. 

b. Mendalami, memaknai, dan merenungkan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara serta bagaimana filosofi tersebut dapat diimplementasikan dalam konteks pendidikan saat ini.

  Setelah mempelajari materi Perjalanan Pendidikan Nasional, langkah konkret yang saya akan lakukan adalah mempelajari lebih dalam pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan dan menghubungkannya dengan konteks pendidikan pada zaman sekarang. Saya akan membaca karya-karya beliau dan memahami filosofi di balik pendekatan pendidikannya.

 Selanjutnya, sebagai seorang pendidik, tujuan utama saya adalah mendidik siswa dengan memperhatikan kondisi dan karakteristik mereka serta membangun karakter siswa secara holistik. Saya akan menerapkan prinsip "'Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karso, tut wuri handayani" dalam pendekatan pengajaran saya. Artinya, saya akan memberikan contoh yang baik, membangun semangat dan motivasi siswa, serta memberikan bimbingan yang memadai untuk membantu mereka mencapai potensi terbaik mereka.

 Untuk mewujudkan hal ini, saya akan mengadakan diskusi atau seminar kecil dengan rekan kerja atau sesama pendidik untuk berbagi pemahaman tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara dan bagaimana menerapkannya dalam konteks pendidikan saat ini. Selain itu, saya juga akan mencari sumber daya tambahan seperti buku, artikel, atau seminar yang dapat memperdalam pemahaman saya tentang konsep-konsep tersebut. Dengan langkah-langkah ini, saya yakin saya akan menjadi pendidik yang lebih efektif dan dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan siswa.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembelajaran dan Asesmen

PRINSIP PEMBELAJARAN a. Pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan: Mendeteksi kesiapan belajar peserta didik dan pencapaian sebelumnya. Me...