Selasa, 21 Mei 2019

tugas uts pptk



KOMPETENSI GURU  BERBASIS PERSPEKTIF KI HAJAR DEWANTARA SEBAGAI UPAYA PENGUATAN KARAKTER PESERTA DIDIK UNTUK BERSAING DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Anisa Fitria anisafitria053@gmail.com Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Alam, Universitas Negeri Jakarta, Rawamangun muka , Jakarta Timur-13220

Abstrak: Pendidikan merupakan tonggak utama dalam mencetak generasi bangsa yang berintelektual tinggi dan berkarakter. Guru sebagai fasilitator dalam pendidikan harus memiliki kompetensi profesional yang mampu menjadikan siswanya berpengetahuan. kompetensi guru harus dikembangkan agar dapat menyelaraskan dengan tuntutan dan kebutuhan saat ini. Era revolusi industri 4.0 mengakibatkan berbagai digitalisasi di segala lini kehidupan manusia termasuk bidang pendidikan. Standar-standar pendidikan menjadi tolak ukur penerapan sistem pendidikan suatu bangsa. penguatan karakter peserta didik yang mampu bersaing di era revolusi industri 4.0. adalah hal yang penting. Namun, standar kompetensi guru yang berlaku hingga saat ini masih belum mencangkup nilai-nilai utama yang dibutuhkan dalam menghadapi abad 21. Hal ini menjadi masalah vital bagi pendidikan di Indonesia, karena standar kompetensi guru digunakan oleh tenaga pengajar untuk memberikan pendidikan kepada peserta didik. Ki Hajar Dewantara menawarkan  kepemimpinan yang harus dimiliki seorang guru agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya sebagai pendidik karakter. Ki Hajar Dewantara mengkategorikan tiga fungsi guru: pendidik, pengajar, dan pengasuh, dan tiga konsep trilogi kepemimpinan (patrap triloka): ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani.
Kata kunci: Kompetensi Guru, Penguatan Karakter, Revolusi Industri

Abstract: Education is a major milestone in creating a generation of people with high intellectual character. Teachers as facilitators in education must have professional competence that is able to make students knowledgeable. Teacher competency must be developed in order to harmonize with current demands and needs. The era of industrial revolution 4.0 resulted in a variety of digitalization on all fronts of human life, including education. Educational standards become a benchmark for implementing a nation's education system. strengthening character of students who are able to compete in the era of industrial revolution 4.0. is important. However, the teacher competency standards that apply to this day still do not cover the main values ​​needed in the face of the 21st century. This is a vital problem for education in Indonesia, because teacher competency standards are used by teaching staff to provide education to students.           Ki Hajar Dewantara categorizes the three functions of teachers: educators, educators, and caregivers, and three concepts of leadership trilogy (triloka gesture): in the sung of example, in the middle of the story, and tut wuri handayani.

Keywords: Teacher Competence, Character Strengthening, Industrial Revolution


PENDAHULUAN
Era globalisasi yang merambah dunia termasuk Indonesia berlangsung dengan sangat cepatnya, sehingga menimbulkan dampak luas global yang sekaligus menuntut kemampuan manusia unggulyang berkompeten yang mampu mensiasati dan memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang sedang terjadi dan akan terjadi. Globalisasi akan semakin memberikan jalan terbuka bagi bangsa dalam menghadapi bangsa-bangsa lain (sujarwo, 2006). Pada saat ini, dunia tengah memasuki suatu era yang dinamakan era revolusi industri 4.0. atau revolusi industri dunia ke-empat dimana aplikasi teknologi telah menjadi basis dalam berbagai kehidupan manusia. Dunia  menjadi tanpa batas dan tidak terbatas akibat dari perkembangan internet dan teknologi digital. Industri 4.0 berikutnya hadir menggantikan industri 3.0 yang ditandai dengan kolaborasi manufaktur da cyber fisik  (Hermann et al, 2015; Irianto, 2017). Era ini telah mempengaruhi banyak sekali aspek kehidupan diberbagai bidang baik di bidang ekonomi, politik, kebudayaan, seni, dan bahkan sampai ke dunia pendidikan.
Sesuai dengan tujuan ke-4 Sustainable Development Goals dari United Nations, “Kualitas Pendidikan” memegang suatu peranan penting dalam meningkatkan potensi-potensi dan karakter bangsa (Prajal Pradhan, 2017). Implementasi edukasi yang merata baik dari tingkat pendidikan rendah yag sampai tingkat pendidikan tinggi dan dari lingkungan metropolitan maupun bukan metropolitan akan memberi kemudahan terjadinya interaksi antar kalangan (Hadiyat, 2014) sehingga menurunkan angka kesenjangan pendidikan (CNN, 2016).    
Pendidikan sendiri merupakan tonggak utama dalam pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Baik buruknya kualitas pendidikan tergantung pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang di berada dalam lingkungan pendidikan tersebut salah satunya adalah guru. Guru memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap pembentukan karakter siswa oleh karena itu diperlukan guru yang kompeten dalam bidangnya. Kompetensi yang ada dalam diri seorang guru merupakan bekal yang paling penting dalam pembelajaran. Diketahui bahwa pendidikan menjadi pilar utama dalam kemajuan suatu negara. Selain itu, pendidikan sangatlah penting untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sementara kualitas pendidikan yang diandalkan sebagai wahana dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia masih memprihatinkan. Akibatnya kualitas SDM yang dihasilkan dari lembaga pendidikan di Indonesia relatif sangat rendah dan tertinggal dengan negara-negara lain. Terkait dengan kondisi tersebut, tuntutan akan reformasi pendidikan (revolusi pendidikan) sangat diperlukan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, semua komponen input dan proses dari hulu hingga hilir harus diubah. Standar kompetensi guru tersebut belum mencakup fungsi dan trilogi kepemimpinan guru sebagai kompetensi pendidik karakter KHD. Padahal peran guru dan instrumen standar kompetensi akan sangat signifikan dalam kesuksesan pendidikan karakter di sekolah.
Memperhatikan permasalahan dan peluang yang ada tersebut, karya tulis ini memberikan gagasan tentang ‘’Kompetensi Guru  Berbasis Perspektif Ki Hajar Dewantara Sebagai Upaya Penguatan Karakter Peserta Didik Untuk Bersaing Di Era Revolusi Industri 4.0’’
Kompetensi Guru Saat Ini
Kompetensi guru saat ini diatur dalam UU No. 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru. Kompetensi guru dalam undang-undang tersebut menyebutkan kompetensi guru yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi ini dibuat sebagai acuan penerapan kurikulum KTSP 2006 (Kemendikbud, 2014). Kompetensi Kepribadian mencakup aspek-aspek kepribadian guru. Kompetisi Profesional mencangkup kemampuan guru yang berhubungan dengan penyesuaian tugas-tugas keguruan. Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan mengelola peserta didik. Kompetensi Sosial adalah kemampuan
guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien. Keempatnya saling berkaitan dan saling melengkapi dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran (RI, 2007).

Revolusi Industri 4.0
Revolusi industri 4.0 merupakan revolusi industri yang berbasis pada Cyber Physical System yang mana gabungan antara dunia fisik, digital, dan biologis (Pannen, 2018). Di era revolusi industri 4.0, 75% pekerjaan melibatkan penguasaan kemampuan sains, teknologi, teknik dan matematika, internet, dan pendidikan sepanjang hayat. Kondisi semacam ini akan memengaruhi segala aspek kehidupan manusia mulai dari bidang ekonomi, politik, pendidikan, sosial, dan budaya. Bahkan hal tersebut dapat menguah cara berpikir manusia terhadap sesuatu.
Revolusi industri merupakan perubahan besar-besaran terhadap cara manusia memproduksi barang. Revolusi industri kali ini disebut sebagai revolusi industri keempat karena sebelumnya telah terjadi tiga revoulsi industri. Revolusi yang pertama adalah ditemukannya mesin uap dalam proses produksi barang. Revolusi yang kedua yaitu adanya listrik untuk membantu produksi masal. Lalu revolusi ketiga yaitu dimulainya penggunaan komputer dan robot dalam automasi produksi (Schwab, 2019).  Sedangkan di revolusi industri 4.0 adalah ditemukannya internet. Internet of Things (IoT) merupakan istilah paling tepat untuk menggambarkan keadaan saat ini. IoT mempunyai peran penting dalam berbagai macam industri yang meliputi manufaktur, logistik, kesehatan, tata kota, rumah, pertanian, dan otomotif. IoT berfungsi sebagai data miner yang bertugas untuk mencari dan mengumpulkan berbagai data yang ada di lapangan untuk diproses menjadi data yang lebih bermanfaat. Selain IoT, ditemukannya ponsel pintar/ smartphone yang senantiasa membuat manusia terhubung dengan dunia luar merupan instrumen terpenting dalam revolusi industri 4.0 (Schwab, 2019).

Pendidikan karakter
Pendidikan karakter merupakan sebuah usaha untuk mendidik anak agar mampu mengambil keputusan yang bijaksana yang mana keputusan tersebut nantinya dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan memberikan manfaat untuk masyarakat sekitar. Nilai-nilai karakter yang perlu ditanamkan pada anak adalah nilai-nilai universal yang meliputi agama, norma, tradisi, dan budaya. Nilai-nilai tersebut akan sangat bermanfaat ketika anak sudah menjadi dewasa dan hidup di tengah-tengah masyarakat. Berbagai perbedaan agama, pendapat, suku, ras, etnik, dan budaya membutuhkan perekat yang melahirkan toleransi (Ratna, 2007).
Secara akademis, pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan nilai, budi pekerti, moral, watak, atau akhlak yang tujuannya mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati (kemendikbud).
METODE
Metode Penulisan karya tulis ini adalah studi literatur yang didasarkan pada identifikasi masalah melalui pengamatan. Studi literatur dilakukan dengan menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan dibahas dengan mengumpulkan data dan mengadakan studi penelaahan terhadap literatur-literatur, jurnal-jurnal, artikel, pulikasi ilmiah, dan berita terkini. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif sehingga menunjukan suatu kajian yang ilmiah yang dapat dikembangkan dan diterapkan lebih lanjut.
PEMBAHASAN
Merosotnya pendidikan moral yang terjadi di negara Indonesia dalam beberapa kurun waktu terakhir ini membuat sekolah harus segera tanggap untuk memberikan pendidikan karakter di dalam kegiatan pembelajaran. Pendidikan karakter merupakan sebuah usaha mendidik moral siswa agar dapat menjalankan kehidupan sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku di suatu tempat. Dalam hal ini menunjukkan bahwa pendidikan karakter memiliki peran penting untuk mencetak generasi muda yang unggul dan berjati diri (Hendriana dan Jacobus, 2016).
Permasalahan sosial yang terjadi belakangan ini merupakan akibat dari kurangnya pendidikan karakter di sekolah sehingga kasus-kasus berupa tawuran pelajar, tindakan yang kurang pantas terhadap guru, dan kasus pencurian yang dilakukan oleh pelajar kerap terjadi. Semakin berkembangnya era teknologi harus diimbangi juga dengan karakter yang kuat agar dapat memanfaatkan perkembangan zaman kearah yang benar. Kohlberg, (2005) mengatakan bahwa pendidikan moral merupakan suatu upaya membantu peserta didik dalam menuju satu tahap perkembangan sesuai dengan kesiapan mereka. Oleh karena itu, pendidikan di negeri harus berinovasi agar pendidikan karakter yang diberikan di sekolah dapat diimplementasikan dengan baik oleh peserta didik untuk menghadapi era revolusi industri 4.0.
Revolusi industri 4.0 adalah sebuah revolusi yang mengedepankan canggihnya teknologi, maka perkembangannya harus diimbangi dengan pembekalan pendidikan karakter agar seimbang dalam bidang teknologi dan berkarakter yang baik. Pendidikan moral memiliki peran penting untuk mencetak generasi muda yang unggul dan berjadi diri dalam tantangan era revolusi industri.
KHD menawarkan fungsi dan trilogi kepemimpinan yang harus dimiliki seorang guru agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya sebagai pendidik karakter. KHD mengkategorikan tiga fungsi guru: pendidik, pengajar, dan pengasuh, dan tiga konsep trilogi kepemimpinan (patrap triloka): ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani. Guru sebagai pendidik memiliki pengertian bahwa guru harus dapat menanamkan nilai-nilai budi pekerti pada anak didik. Guru sebagai pengajar yaitu guru harus menegmbangkan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh anak didik. Guru sebagai pengasuh menunjukkan bahwa guru harus menunjukkan kasih sayang serta memberikan leluasa pada anak 3 didik. Guru wajib menjadi ing ngarsa sung tuladha, yaitu menjadi contoh dan memberi contoh kepada anak didik, menjadi ing madya mangun karsa, yaitu menjadi penyemangat dan pendukung anak didik, serta tut wuri handayani, yaitu  menjadi pemerhati, pengarah, dan mengevaluasi anak didk (Acetylena, 2018).
Revolusi Industri 4.0 merupakan sebuah revolusi industri yang mengandalkan kecanggihan dunia teknologi untuk meningkatkan produksi industri. Perkembangan revolusi industri dalam suatu negara juga harus diimbangi dengan pengembangan karakter generasi penerus bangsanya dalam hal ini yang dimaksudkan adalah peserta didik. Peserta didik harus mendapatkan pendidikan karakter agar mereka tidak terjerumus dalam pola fikir yang salah. Dengan memajukan pendidikan karakter bagi peserta didik, maka Indonesia akan menjadi bangsa yang maju dalam ilmu pengetahuan, budaya, dan teknologinya. Menurut Suwardana, (2017) mengatakan bahwa sekolah dan guru dapat berperan sebagai agen untuk mewujudkan cita cita bangsa Indonesia agar mampu bersaing dalam era revolusi 4.0.
Kunci keberhasilan revolusi industri 4.0 adalah melalui pendidikan karakter. Pendidikan karakter dapat memberikan keseimbangan kontrol terhadap segala perkembangan dunia online atau yang disebut dunia teknologi. Revolusi industri 4.0 dapat diantisipasi dengan adanya peningkatan nilai-nilai karakter peserta didik agar ketika dewasa nanti mereka mampu memainkan peran sebagai berikut (Suwardana, 2017) :
PENUTUP
Pendidikan merupakan tonggak utama dalam mencetak generasi bangsa yang berintelektual tinggi dan berkarakter. Guru sebagai fasilitator dalam pendidikan harus memiliki kompetensi profesional yang mampu menjadikan siswanya berpengetahuan. kompetensi guru harus dikembangkan agar dapat menyelaraskan dengan tuntutan dan kebutuhan saat ini. Era revolusi industri 4.0 mengakibatkan berbagai digitalisasi di segala lini kehidupan manusia termasuk bidang pendidikan. Standar-standar pendidikan menjadi tolak ukur penerapan sistem pendidikan suatu bangsa. penguatan karakter peserta didik yang mampu bersaing di era revolusi industri 4.0. adalah hal yang penting. Namun, standar kompetensi guru yang berlaku hingga saat ini masih belum mencangkup nilai-nilai utama yang dibutuhkan dalam menghadapi abad 21. Hal ini menjadi masalah vital bagi pendidikan di Indonesia, karena standar kompetensi guru digunakan oleh tenaga pengajar untuk memberikan pendidikan kepada peserta didik. Ki Hajar Dewantara menawarkan  kepemimpinan yang harus dimiliki seorang guru agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya sebagai pendidik karakter. Ki Hajar Dewantara mengkategorikan tiga fungsi guru: pendidik, pengajar, dan pengasuh, dan tiga konsep trilogi kepemimpinan (patrap triloka): ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani.

 DAFTAR PUSTAKA
Acetylena, S. 2018. Pendidikan Karakter Ki Hajar Dewantara: Perguruan TamanSiswa sebagai Gagasan Taman Pengetahuan dan Etika. Jawa Timur: Madani.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). 2014. Konsep dan Implementasi K13. Tersedia di https://www.Kemdikbud.go.id/ Kemdikbud/dokumen/Paparan/Paparan%20Wamendik.pdf. Diakses pada 21 mei 2019 pukul 15.20 WIB.
Republik Indonesia (RI). 2007. Undang-Undang No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Tersedia di http://simpuh.kemenag.go.id/regulasi/permendiknas_16_07.pdf. Diakses pada 21 mei 2019  pukul 14.20 WIB.
Hadiyat, Y. D., 2014. Kesenjangan Digital di Indonesia (Studi Kasus di Kabupaten Wakatobi). Jurnal Pekommas, 17(2), pp. 81-90.
CNN Indonesia, 2016. UNESCO Soroti Kesenjangan Kualitas Pendidikan di Indonesia. [Online]
 Schwab, Klaus. 2019. The Fourth Industrial Revolution. https://www.weforum.org/about/the-fourth-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembelajaran dan Asesmen

PRINSIP PEMBELAJARAN a. Pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan: Mendeteksi kesiapan belajar peserta didik dan pencapaian sebelumnya. Me...